SOCIAL MEDIA

5 Alasan Untuk Datang ke Cikang Resto - The Untold Story of Padang

Saturday, March 19, 2016

Mau tau "The Untold Story of Padang?" - Doc: Pribadi

Kelebihan tinggal di Jakarta salah satunya adalah kita bisa menemukan dan merasakan beragam jenis makanan dari berbagai daerah karena banyaknya orang-orang daerah yang datang dan mengadu nasib di Jakarta sebagai ibukota negara tercinta kita ini. Tidak hanya makanan yang umum, namun banyak makanan khas daerah yang hanya ditemukan di daerah asal bisa ditemukan di Jakarta.

Cukup dengan prakatanya, kali ini saya mendapat undangan dari mas Arie Parikesit (buat yang hobi dengan kuliner pasti mengenal pria selaku founder dari Kelana Rasa Culinary), untuk berkesempatan icip-icip di sebuah resto Padang yang berlokasi di jalan Teuku Cik Ditiro No 11 - Menteng. Buat kamu yang pernah ke rumah sakit Bunda - Menteng, pasti pernah melewati restoran yang berlokasi di Graha Anam Ground Floor ini, simplenya dari rumah sakit Bunda cari aja Sevel nanti sekitar 20 meter di sebelah kanan, nah itu Cikang Resto.

Buat yang ke RS Bunda, pasti pernah lewat di Gd. Graha Anam ini - Doc: Pribadi

Dari depan, kamu akan menemukan tulisan Cikang yang sangat besar, yup kamu sudah sampai di Cikang. Awalnya saya kira karena datang ke restoran padang di bagian depannya ada rumah gadangnya, namun Cikang Resto berbeda loh, tulisan Cikang yang besar dengan nuansa merah putih.

Tampilan Cikang Resto dari luar dengan nuansa merah - Doc: Pribadi

History of Cikang

Buat kamu yang dulu pernah tinggal di Sumatera Baret mungkin pernah mendengar nama Pondok, sebuah daerah yang dekat dengan pelabuhan dan disana banyak orang berjualan seperti pasar. dr. Ivan R. Sini selaku owner dari Cikang Resto sering diajak oleh ayahnya dr. Rizal (pemilik RS. Bunda Menteng) datang kesana untuk sarapan dan ngopi di salah satu coffee shop yang cukup terkenal disana yang miliki oleh Lee Chi Kwang, untuk memudahkan disebutlah Cikang, jadi secara turun menurun saat menyebut Cikang, orang-orang sudah tahu tempatnya dimana.

dr. Ivan bersama istri - Doc: Pribadi

Komunitas Padang di Sumatera Barat tidak terbentuk secara instan loh, namun melalui asimilasi kebudayaan saat pedagang-pedagang Arab, Cina, India dan Jawa bertemu, lalu menjadi kebudayaan Minang. Tidak hanya komunitas Padang, namun pedagang asal Cina yang tiba terlebih dahulu di Penang dan Sibolga selalu bertransaksi terlebih dahulu dengan komunitas Minangkabau.

Sampai sekarang, di Sumatera Barat daerah Pondok tetap ada loh, buat kamu penasaran bisa datang langsung kesini, nah di Pondok untuk menu sarapan warkop disini akan menyajikan Sate Padang dengan Cakwe, saat makan siang kamu bisa menemukan Rendang khas Padang, sore hari kamu akan menemukan Es Durian dan malam hari kamu bisa menemukan Soto Padang dan Nasi Goreng Pete.

5 Reason Why You Should Visit Cikang Menteng

Kalau kamu tipe orang seperti saya dan istri yang suka mencoba makanan-makanan baru, banyak hal yang bisa kamu rasakan di Cikang, kalau kamu masih ragu, ini ada 5 alasan kenapa kamu wajib datang kesini.

1. Homey Atmosphere

Kalau restoran Padang biasa kan kamu langsung melihat pilihan makanan yang disajikan di depan, namun untuk Cikang, menganut style yang berbeda yaitu Cafe, buat kamu yang suka ngopi-ngopi di suasana outdoor pas banget nih, di bagian depan Cikang Resto disediakan area outdoor dengan sofa dan meja kayu ala rumahan, dan di dukung dengan dinding batu bata, jadi berkesan homey (baca: home sweet home).

Meja dan kursi kayu ala rumahan - Doc: Pribadi

Coba lihat foto diatas, meja dan kursi kayu seperti dirumah plus bantal berwarna merah dengan balkon yang bisa melihat ke bawah, dan bagian tembok dengan unfinish brick yang membuat kesan rumah yang lagi under renovation.


Saat masuk, sekilas kamu tidak menemukan ornamen yang biasa ada pada restoran padang, seperti meja lebar ala rumah makan padang, namun kamu langsung dihadapkan pada meja dan kursi kayu ala cafe, ada yang berwarna coklat dan putih dengan kesan modern, tidak hanya itu menu pilihan yang ditempel di tembok ala cafe juga ada loh, suasana ruangannya menurut saya sangat menarik, tidak hanya romantis namun juga sangat cocok untuk mengajak keluarga untuk bersantap disini.


2. Feels the West Sumatra Ambiance

Kalau kamu biasa makan di restoran dan merasakan dengan lidah bahwa makanan khas suatu daerah sesuai dengan daerah asalnya, namun di Cikang, kamu tidak hanya merasakan dengan lidah, namun juga dengan melihat langsung, yaitu dengan lukisan yang ada disana.


Tidak hanya lukisan, namun kamu juga bisa menyentuh ornamen khas Padang, yang langsung didatangkan dari Padang.


3. Eat and Play

Setelah memesan makanan, biasanya orang akan tetap melihat menunya (walaupun gak memesan apapun), ada lagi yang ngobrol langsung sama teman-temannya, atau ada juga yang coba untuk foto selfie candid seperti istri saya dibawah :)


Namun Cikang punya games loh, gak nanggung-nanggung lagi, ada 4 games yang bisa kami mainkan sambil menunggu makanan, mulai dari Puzzle Word, Snake, Sudoku sampai Tebak Gambar. Unik? :)

Lets Play :) - Doc: Pribadi

4. Nice Place for Date

Waktu kamu masuk ke Cikang, kamu akan merasakan tempat yang unik dan berbeda dengan restoran padang pada umumnya, apalagi tempatnya sangat romantis loh. Meja dan kursi kayu berkesan rumahan, untuk kamu yang datang bersama keluarga, bisa duduk di sofa, saat malam lampu-lampu diatas membuat suasana menjadi makin romantis :)

Rame bener :) - Doc: Pribadi

Tak lupa, saya dan istri ber-selfie saat nge-date kali ini :) really nice place for date

Me and my wife : ) - Doc: Pribadi

5. Authentic Menu

Menu makanan disini adalah menu yang ada di warkop Lee Chi Kwang, mulai dari Halaban Tea, Kopi Solok, Talue Tea, Singkong Goreng, Lamang Tapai, Nasi Uci, Nasi Angku, Gulai Paku, Dendeng Batokok sampai Es Duren. Penasaran rasanya gimana? Yuk kita mulai dari makanan pembuka :)

Singkong Goreng - Doc: Pribadi

Singkong Goreng - IDR 20.000

Kalau singkong goreng biasa mungkin yang terbayang dikepala kamu bentuknya seperti silinder panjang atau terkadang dibagi 2 rata, nah singkong goreng di Cikang sedikit berbeda, di bentuk bulat seperti bola, lalu di goreng, lalu diberi taburan kelapa muda diatasnya, waktu memakan jangan lupa sertakan kelapa mudanya, rasanya manus dan gurih campur jadi satu.

Halaban Tea - Doc: Pribadi
Halaban Tea - IDR 25.000

Buat kamu yang pagi-pagi gak suka ngopi, disini ada teh, namanya Teh Halaban, teh ini asli dibawa dari Gunung Kerinci loh, yang unik gelasnya berbeda dengan gelas teh pada umumnya, yaituit gelasnya sangat lebar, lalu untuk menikmati teh ini tidak perlu ditambahkan gula, rasanya tawar nah untuk meminumnya ada caranya loh, minum seteguk dulu tehnya lalu gigit sedikit cookiesnya, jadi kamu bisa mendapatkan rasa manis dari cookiesnya :)

Cikang Coffee - Doc: Pribadi

Cikang Coffee - IDR 35.000

Kopi ini juga sama seperti Teh Halaban, kopi ini dibawa langsung dari daerah, tepatnya Solok, yang unik dari kopi ini dari gelasnya, bisa dilihat bahwa gelas dan tatakan gelasnya dengan pola bunga serta bibir gelasnya yang tebal ala cina peranakan, nah di Padang sana gelas ini dipakai karena gelasnya lebih tebal dari gelas pada umumnya hal ini agar kopi panas lebih lama. Untuk urusan rasa, tidak usah diragukan lagi, kopi harum ini tidak terlalu pahit dilidah dan pastinya tidak membuat kembung.

Sate Padang plus Cakwe khas Cikang - Doc: Pribadi

Sate Padang dengan Cakwe

Kebetulan saya mencoba sate padang yang lidah karena waktu itu untuk daging sedang habis, bumbunya manis tapi ada rasa spicy, lidahnya empuk dan gurih, waktu saya lihat ternyata rasa spicy dari daun pakis, awalnya saya kira memakan sate dan cakwe tidak kenyang, ternyata wah kenyang banget :) apalagi di cakwe ada taburan bawang goreng yang bikin cakwenya gurih banget

Rendang Kering ala Cikang - Doc: Pribadi

Rendang Kering ala Cikang

Istri saya memesan rendang sebagai makan malamnya, saya kira rendang sudah satu paket dengan nasi, ternyata tidak loh, jadi istri harus memesan 1 porsi nasi. Waktu bertanya ke pelayan kenapa tidak satu paket, alasannya karena di Padang, orang-orang memakan rendang tidak dengan nasi :) Rendang ala Cikang ini terlihat kering, dan warnanya coklat tua, berbeda dengan rencang lain yang agak basah, waktu masuk ke mulut daging rendangnya manis dan sangat empuk di mulut.

Es Duren ala Cikang - Doc: Pribadi
Es Duren

Sebagai dessert, sebenarnya cikang menyediakan banyak menu, namun saya memilih es duren, alasannya karena waktu melihat foto di menu bikin ngiler banget :) sebenarnya saya tidak terlalu suka dengan duren, namun karena istri berjanji untuk menghabiskan kalau saya tidak mau, langsung deh pesan menu ini. Waktu saya lihat ternyata ini bukan sekedar es duren biasa, karena dibagian dalamnya terdapat agar-agar, dan waktu masuk ke mulut, hm... maknyuss banget :) rasa legit dan manis jadi satu, yang awalnya saya mau berikan ke istri, saking enaknya, jadi saya habiskan :)

Gimana 5 alasan diatas, apakah sudah cukup membuat kamu mau datang ke Cikang? :) Yuk, langsung aja deh ke sini hari ini :)


Saya foto bersama dr. Ivan dan istri :) - Doc: Pribadi

8 comments :

  1. tempat ayng nyaman sekali, makin betah untuk kongkow

    ReplyDelete
  2. Iya mba Tira :) really recommended. Thanks for reading :)

    ReplyDelete
  3. Yang unforgettable itu katupek sayurnyĆ ..saya pilih pakai rendang..enaaak banget..duh saya sampai terbayang2 terus..pengen lagi dan lagi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa. Rendangnya maknyoos ya. Rasanya beda dr yang lain. Makasih mba sudah mampir ya.

      Delete
    2. Iyaaa. Rendangnya maknyoos ya. Rasanya beda dr yang lain. Makasih mba sudah mampir ya.

      Delete
  4. Wah, nyaman rumah makannya. Btw, ternyata suami Mbak Olin to, blogger juga :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul mba. Rumah makannya nyaman banget. Iya betul mba. Suamiku blogger juga. Ya blog makanan ini kita tulis berdua :)

      Delete
    2. Iya betul mba. Rumah makannya nyaman banget. Iya betul mba. Suamiku blogger juga. Ya blog makanan ini kita tulis berdua :)

      Delete

Thank you for coming..^^

Instagram