SOCIAL MEDIA

Kumpul sutra burung picis

Sunday, December 21, 2008



Hari/tgl : minggu, 21 Desember 2008
Jam : 17.00 WIB
Kloter : II
Tempat : burung dara picis, jl. Kemenangan IV, kota, glodok.

Hari minggu, 21 desember 2008 merupakan hari yang dinanti. Pasalnya, hari ini saya diberi kesempatan untuk bertemu langsung dan ramah tamah dgn pakar n suhu dari kuliner kita, pak bondan winarno. Siapa yang tak kenal beliau? :-)

Sabtu sore, pkl 16.00 WIB, saya menyempatkan diri, untuk survey langsung terlebih dahulu TKP nya. Agar esok lebih mudah, dan cepat sampai tujuan.

Wah, ternyata, tdk sampai 1 jam loh, utk sampai tempat tujuan, karena jalanan kebetulan tdk macet sama sekali.
Menyusuri Gadjah Mada Plaza, lalu msk ke Jl. Kemurnian I, sebrang Lindeteves, seakan2 dejavu terhadap daerah ini. Ya, tentu saja, sejak kecil, saya n alm.ayah saya, sering mengajakku ke daerah kota, gloria dan sekitarnya. Yah, cukup familiarlah bagiku utk daerahnya, dan mudah2an ingatan saya masih baik :-)
Melewati kelenteng tua, juga vihara daerah pecinan kota, dan penduduk Cina asli. Ya, saya juga pernah ke daerah ini, waktu mengikut acara Jelajah Kota Toea tahun 2007..Mengikuti rute yg diberikan, akhirnya saya temukan juga. Wah, tampak dr luar, sudah ada Kloter I beserta pak bondan yang sedang memperhatikan sang koki memasak. Tampak sederhana sekali tempatnya. Hanya dapat menampung 25 orang saja! Siapa sangka, tempat sesederhana tersebut mampu tercipta masakan yg luar biasa.
Survey selesai saat itu. Saya lanjutkan mampir ke toko roti Suisse di Hayam Wuruk, membeli beberapa roti utk keluarga di rumah. Toko ini berdiri sejak saya msh SD, tahun 90an, wah..hebat, tak satupun letak yang dirubah.. Tak sabar hati ini menunggu minggu tiba :-)

Hari minggu Pagi, aura makan-makan sdh tercium oleh saya, membuatku antusias dan ingin dipercepat saja waktunya. Wah, sayang, saya kebagian yang pukul 19.00 WIB nih, wah.. Alamat pulang malam deh, dari glodok, ndak sempat mampir sana/i deh..
Tapi, siapa sangka, pkl 12.05 wib, pak bondan SMS saya, menanyakan, apakah saya dan suami bersedia pindah ke kloter 2, yaitu pkl 17.00? Wah, saya senang sekali! Tanpa pikir panjang, langsung mengiyakan pertanyaan beliau.



Cerita punya cerita, picis ini terkenal dgn nama petak sembilan, dan orgtua saya juga mengenalnya. Wah, hebat, restoran ini sdh ada juga sejak tahun 80an..dan memang paling terkenal, paling maknyuss sedunia, dan paling enak :-).
Menurut ket Pak Bondan, picis adalah nama dr sang pemilik resto ini, dulu. Koh picis sudah meninggal dunia 2 tahun lalu. Sang pembantulah bersama istri almarhum yang merawat resto ini.
Wah, membuat hati saya semakin penasaran saja nih..


Kupercepat laju motorku karena, waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB, saya tidak mau dicap tukang ngaret..
Pkl 16.55 Pak bondan sms saya, bahwa beliau sudah tiba di picis..
Pkl 17.05 tibalah saya di tempat. Hanya butuh waktu 10 min dengan kecepatan 60km/jam dari lap.benteng :-)
Langsung saja saya memasuki resto tsb. Tampak beberapa peserta sdh tiba.. 


Ah, itu dia, pak bondan! Saya dipersilahkan duduk, sambil menunggu beberapa peserta lain tiba.
Menit demi menit berlalu, waktu sdh menunjukkan pkl 17.20, satu persatu peserta datang dan sudah lengkap. Sambil menunggu menu yang dipesan oleh Pak Bondan, kami pun bercengkrama disana. Kamipun nurut saja, atas menu2 recomended yg dipesan beliau. Kami dipesan, saklon (kodok goreng), bihun siram, gurame masak hongkong, dan terakhir n tak lupa burung dara picis 2 porsi (karena kami ber7 di meja itu).
Sambil menunggu masak, kami bercerita satu sama lain, dan berfoto ria.

Tak lebih dr 5 menit, makananpun siap dihidangkan.










Menu pertama yg muncul adalah saklon. Wah, sayang, karena saya sudah tidak makan saklon, saya tidak dapat mereview..

Menu kedua muncul, burung dara goreng. Wow! Harum sekali! Langsung saja saya mencicipinya. Dagingnya sangat legit n gurih. Bumbunya mererap sampai ke tulang2nya. Rasa acid dan manis menempel di lidah saya, menambah cita rasa picis tersebut gak akan tergantikan.

 Menu ketigapun keluar, yup bihun siram!


Bihun yang tampak kegosongan di bagian luarnya, royal akan sayuran dan kuah kentalnya, serta sejumlah ayam, mengguggah hati saya utk pindah ke piring berikutnya dr picis, hmmh. .:-)
Wah, acidnya benar-benar terasa! Rasa gosongnya ternyata bikin unique. Terasa ada angsiu di dalamnya.

Menu terakhir keluar, gurame hongkong. Gurame h0ngk0ng adalah perkawinan silang antara gurame tahu tausi, gurame asam manis dgn gurame masak kuah. Sayang saya tak sempat abadikan fotonya. Karena saya terlalu sibuk berkhayal, ikan tersebut masuk ke kerongkongan saya, sehingga menggugah saya untuk langsung mencicipinya :-)
Uniknya, ada sayur asin, tauco, dan ada sapo tahunya. Plus saus kentalnya. Kebayang kan, betapa lezatnya? Apalagi melihat asap yg mengebul akibat baru matang.
Guramenya, menurut saya, krn kurang goreng, jadinya yg terasa di lidah saya, hanya sayur asinnya, mantaaabs!











Selesai makan, kami lanjutkan obrolan dengan Pak bondan lagi.
Kami pulang terakhir sebagai kloter ke2 ini. Krn kami keasikan cerita dgn Pak bondan, selama beliau di Hongkong dan Cina. Lalu ditutup dgn berfoto2 ria.

Selesai di picis, saya dan suami lanjut pintong ke nasi Ulam Misjaya (yang empunya Pak Misjaya). Kami berhenti di sebrangnya, pinjam parkiran indomaret, krn tampak penuh sekali yang sedang order.. Kamipun bungkus 3 pcs dan bawa pulang, utk dicicipi keluarga di rmh, sebagai upah jalan2 saya hari tersebut.

Mmmh, benar2 unik rasanya.. Dibungkus dgn daun dan wangi pandan, membuat angan2 saya berpikiran seperti nasi uduk,,ada tempe goreng, dendeng manis, daun kemangi, dan bumbu ulamnya ditaburi diatas nasi, benar2 citarasa yg beda. Tapi, karena saya tdk doyan manis, menurut saya, yah cukup worthi it dgn harga kerusakannya.

Demikian jalan2 saya hari itu.
ahhh.. rasanya tak sabar ingin ke kota lagi for the next weekend, untuk merasakan burung dara tersebut yang kedua kalinya..

Cheers,
Created by Oline (2008)

Post a Comment

Thank you for coming..^^

Instagram